KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar properti di Indonesia masih sangat menarik bagi investor Jepang. Itu sebabnya, investor asal Negeri Sakura tersebut masih aktif melakukan ekspansi pengembangan proyek hunian di Tanah Air dengan menggandeng pengembang lokal.
PT. Sumitomo Forestry Indonesia, misalnya, aktif mengembangkan proyek hunian dengan menggandeng beberapa pengembang lokal. Terbaru, perusahaan Jepang ini bekerja sama dengan PT Olympic Bangun Persada (OCBD) membentuk perusahaan patungan dengan nama PT One Sentral Bogor untuk mengembangkan proyek hunian bertajuk Morizora Bogor Utara.
Proyek tersebut dibangun di kawasan One Central Business District (OCBD) yang telah dikembangkan Olympic Bangun Persada sebelumnya dengan meliputi Olympic Smart Warehouse, Olympic Renotel, dan Condotel Olympic.
Kawasan OCBD dikembangkan di lahan seluas 25 hektare (ha) yang memiliki akses tol langsung menuju Tol Bogor Ring Road dan terintegrasi dengan kawasan residensial, bisnis dan juga komersial.
President Director PT. One Sentral Bogor, Imelda Fransisca mengungkapkan, Morizora dikembangkan sebagai kawasan yang menyavar seggen kelas menengah. Hunian yang akan dikembangkan mengusung konsep modern bernuansa Jepang yang dilengkapi teknologi ramah lingkungan dengan ketenangan alam sekitar.
Proyek tersebut dibangun di kawasan One Central Business District (OCBD) yang telah dikembangkan Olympic Bangun Persada sebelumnya dengan meliputi Olympic Smart Warehouse, Olympic Renotel, dan Condotel Olympic.
Kawasan OCBD dikembangkan di lahan seluas 25 hektare (ha) yang memiliki akses tol langsung menuju Tol Bogor Ring Road dan terintegrasi dengan kawasan residensial, bisnis dan juga komersial.
President Director PT. One Sentral Bogor, Imelda Fransisca mengungkapkan, Morizora dikembangkan sebagai kawasan yang menyavar seggen kelas menengah. Hunian yang akan dikembangkan mengusung konsep modern bernuansa Jepang yang dilengkapi teknologi ramah lingkungan dengan ketenangan alam sekitar.
Morizora menghadirkan tiga pilihan unit hunian, yaitu Mejiro dengan luas tanah 84 meter persegin (m2) dan luas bangunan 100 m2, lalu tipe Hibari dengan luas tanah 105 m2 dan luas bangunan 138 m2, serta Kiji dengan luas tanah 120 m2 dan luas bangunan 156 m2.
Semua unit hunian terdiri dari dua lantai, dikemas dalam balutan nuansa Jepang lewat penggunaan material kayu yang dominan yang menguatkan kesan alami. “Morizora menyasar segmen middle market dengan harga jual mulai dari Rp 2,3 miliar,” kata Imelda dalam keterangannya, Kamis (24/10).
Ia menambahkan, rumah-rumah Klaster Morizora akan dilengkapi dengan teknologi insolasi untuk melindungi dari panas, dilengkapi panel surya, dan gas bawah tanah, sehingga penghuni tidak lagi perlu menggunakan tabung gas yang menimbulkan bau.
Selain itu, kata dia, proyek ini juga telah mengantongi sertifikat green house, sebagai bukti komitmen terhadap konsep hunian berkelanjutan. Adapun target yang menjadi sasaran pasarnya adalah tetap masyarakat terdekat dengan lokasi yang berada di tier satu, yakni Bogor. Kemudian tier dua masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
President Director PT. Sumitomo Forestry Indonesia Fumihide Nakatsu mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas hunian di Indonesia melalui kolaborasi strategis. Hadir lebih dari 50 tahun kehadirannya di Tanah Air, PT. Sumitomo Forestry Indonesia telah berinvestasi dalam berbagai produk kayu, termasuk plywood, particle board, wooden wall panels, perdagangan dan yang lainnya.
“Dalam menghadapi tantangan pengembangan perumahan, kami melihat pentingnya menjalin kerja sama dengan pengembang lokal,” ujarnya.
Klaster Morizora dikembangkan dengan menggandeng tiga arsitek tJepang—Takahiro Fuwa, Masatsugu Wada, dan Shoko Yuzawa—berkolaborasi dengan Sontani + Partners, sebuah firma arsitektur lokal Indonesia.